SMA ALMUBARAK & SMK BINUSA

SMA ALMUBARAK & SMK BINUSA

Cari di sini

Jumat, 30 April 2010

Proposal Sponsorshif

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengembangan suatu cabang olahraga tidak lepas dari unsur penunjang, baik sarana maupun prasarana. Hal yang utama dalam perkembangan cabang olahraga adalah pengembangan sumber daya manusia. Namun demikian bahwa olahraga berkembang tidak dalam kesendirian, tetapi bersifat makro yang sangat dipengaruhi oleh subsistem lainnya seperti halnya sistem politik yang diterjemahkan dalam kebijakan publik sungguh menentukan arah, isi, ikut serta cara pengelolaan/ pembinaan disamping membutuhkan sumber daya yang handal.

Langkah yang akan di tempuh dalam mengaplikasikan program pembinaan prestasi olahraga adalah salah satunya dengan diadakannya kejuaraan-kejuaraan/kegiatan olahraga di kalangan pelajar baik tingkat SLTP maupun tingkat SLTA.


B. Landasan Gerak

Animo masyarakat khususnya generasi muda termasuk di dalamnya para pelajar baik tingkat SLTP maupun tingkat SLTA terhadap olahraga atletik di Kota Cimahi saat ini sangatlah menggembirakan. Animo tersebut perlu diimbangi dengan pembinaan yang berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia yang terlibat dalam cabang olahraga atletik di Kota Cimahi.

Salah satu sarana pengembangan sumber daya manusia tersebut adalah dengan diadakan kejuaraan-kejuaraan/kegiatan cabang olahraga atletik antar pelajar. Selain sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia, hal tersebut juga bisa dijadikan
alternatif media promo maupun hiburan.


C. Nama Kegiatan

”......................... STKIP PASUNDAN 10 KM WALIKOTA CUP 2010”


D. Tanggal Pelaksanaan

Dilaksanakan pada tanggal 5 April 2008 s/d 12 April 2008


E. Materi Kegiatan

1. Lomba lari 10 KM antar pelajar tingkat SLTP dan SLTA se-Kota Cimahi.
2. Entertainment (hiburan) + promo.





F. Bentuk Kegiatan

1. Promo/ Publikasi (01 Maret 2010 – 03 April 2010).
1.1. Penyebaran undangan/ pemberitahuan keikutsertaan.
1.2. Spot Radio di Kota Cimahi.
1.3. Iklan di surat kabar daerah Kota Cimahi.
1.4. Penyebaran pamflet.
1.5. Pendaftaran Senin – Kamis pukul 08.00 – 15.00 WIB, di Kampus STKIP Cimahi

2. Pelaksanaan Kegiatan Sponsor Tunggal STKIP PASUNDAN 10 KM WALIKOTA CUP 2010.
Dilaksanakan pada 04 April 2010 pada pukul 07.00 WIB s/d Selesai, Start dan Finish di alun-alun Kota Cimahi.

3. Upacara Pembukaan
Dilaksanakan di alun-alun Kota Cimahi, pada tanggal 04 April 2010, di buka oleh Walikota Cimahi, Ketua Umum PASI Kota Cimahi, Pimpinan (selaku Sponsor Tunggal) dan Ketua STKIP PASUNDAN CIMAHI.


II. RENCANA ANGGARAN

(Terlampir)


III. PANITIA PELAKSANA

Penyelenggara : STKIP PASUNDAN CIMAHI
Pelaksana : STKIP PASUNDAN CIMAHI DAN PASI KOTA CIMAHI
(Susunan Panitia terlampir)


IV. PENUTUP

Semua berharap setelah acara ini berlangsung ada nilai tambah peningkatan sumber daya manusia terutama dalam cabang olahraga atletik ( lari 10 km ) khususnya dikalangan pelajar dan pada umumnya masyarakat Kota Cimahi.

Mari kita wujudkan prestasi olahraga atletik di Kota Cimahi yang tentunya tidak terlepas dari dukungan dan keselarasan langkah kita bersama.

Cimahi, Februari 2010
Ketua Pelaksana Sekretaris



E n d r i M a h y u d i n
Mengetahui,
Ketua STKIP PASUNDAN



Drs. H. Edi Komarudin, M.M
RENCANA ANGGARAN

PEMASUKAN
1. Sponsor Tunggal Rp. 15.000.000,-
2. Pendaftaran 500 peserta @ Rp. 15.000,- Rp. 7.500.000,-

TOTAL PEMASUKAN Rp. 22.500.000,-


PENGELUARAN
1. Kesekretariatan Rp. 750.000,-
2. Operasional Rp. 225.000,-
3. Perijinan Rp. 1.025.000,-
4. Trofi 2 set @ Rp500.000,- Rp. 1.000.000,-
5. Uang Pembinaan Rp. 7.000.000,-
6. Publikasi
 Spanduk 8 m 10 buah @ Rp200.000,- Rp. 2.000.000,-
 Spanduk Start – Finish Rp. 150.000,-
 Pamflet 3 rim Rp. 300.000,-
 Spot Radio Rp. 500.000,-
 Iklan di media cetak Rp. 1.500.000,-
7. Pajak Publikasi Rp. 500.000,-
8. Peralatan dan Tata Suara Rp. 500.000,-
9. Kaos Panitia 50 buah @ Rp25.000,- Rp. 1.250.000,-
10. Konsumsi 2x50xRp8.000,- Rp. 800.000,-
11. ID Card dan Sertifikat Rp. 1.500.000,-

Jumlah Biaya Pengeluaran Rp.19.000.000,-

12. Overhead Cost (10 % dari Jumlah Biaya pengeluaran) Rp. 1.900.000,-
13. Management Fee Rp. 500.000,-

TOTAL PENGELUARAN Rp. 21.400.000,-

SELISIH Rp. 1.100.000,-











SUSUNAN PANITIA

Penanggungjawab : 1. Ketua STKIP PASUNDAN
2. Ketua PASI Kota Cimahi

Ketua Pelaksana : E n d r i

Sekretaris : Mahyudin

Bendahara : Agung Abdullah

SEKSI-SEKSI
Acara : 1. Ruly Permana
2. Umar Sumarna

Humas / Dana Usaha : 1. Bastian
2. Siti Mariah

Perlengkapan/Peralatan : 1. Dwi Ahmad Kurtubi
2. Amir

Dokumentasi /Publikasi : 1. Cecep
2. Undang

Konsumsi : 1. Fitri
2. Ratna

PPPK : 1. Warsono
2. Sularno

Keamanan : 1. Fahrizal
2. Ikhsan

Pembantu Umum : 1. Ryan Ardiansyah
2. Supardi








PROMOSI/ BENTUK KERJASAMA

A. Strategi Promosi
1. Media Komunikasi
a. Media cetak (koran)
b. Media elektronik (radio)
2. Pamflet

B. Bentuk Kerjasama Sponsor
1. Sponsor Tunggal
Sponsor tunggal adalah sponsor yang menanggung 75 % anggaran biaya yang dianggarkan panitia dan berhak atas fasilitas yang disediakan oleh panitia, diantaranya :
a. Nama / Judul Acara, contoh : “Sponsor Tunggal STKIP PASUNDAN 10 KM WALI KOTA CUP 2010”
a. Spanduk
Spanduk bentang jalan. Logo dan nama sponsor tercantum pada spanduk berukuran 8x1 m sebanyak 10 (sepuluh) buah dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Spanduk bentang jalan dipasang pada titik lokasi strategis sebulan sebelum pelaksanaan acara (spanduk disediakanoleh sponsor berikut pajak reklame). Spanduk Start - Finish. Logo dan nama sponsor tercantum pada spanduk berukuran 7x1 m sebanyak 1 (satu) buah dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi (spanduk disediakan oleh sponsor).

b. Umbul-umbul : Logo dan nama sponsor tercantum pada umbul-umbul berukuran bebas dan berjumlah bebas sesuai kesanggupan sponsor. Umbul-umbul dipasang sehari sebelum pelaksanaan acara disetiap jalan yang dilewati para pelari (umbul-umbul disediakan oleh sponsor berikut pajak reklame).

b. Spot radio/ jingle iklan : Durasi spot radio/ jingle iklan minimal 60 detik, serta pemutarannya minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan. Untuk pembuatan spot radio/ jingle iklan diserahkan kepada sponsor. Spot radio/jingle iklan juga akan diputar pada waktu pelaksanaan acara dalam waktu-waktu tertentu, misalnya : waktu istirahat/ break ataupun waktu doorprize.

c. Pamflet/ selebaran : Logo dan nama sponsor tercantum pada pamflet berukuran setengah kertas folio yang berjumlah 1.500 lembar dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Untuk desain pamphlet diserahkan pada sponsor dengan kesepakatan panitia. Pamflet/ selebaran akan disebar 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan.

d. Seragam panitia : Logo dan nama sponsor tercantum pada seragam panitia dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Seragam panitia dibuat oleh panitia. Seragam panitia dipakai semua panitia selama pelaksanaan.






2. Sponsor Utama
Sponsor utama adalah sponsor yang menanggung 50 % anggaran biaya yang dianggarkan oleh panitia dan berhak atas fasilitas yang disediakan panitia, diantaranya :
a. Spanduk
Spanduk bentang jalan, Logo dan nama sponsor tercantum pada spanduk berukuran 8x1 m sebanyak 6 (enam) buah dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN. Spanduk bentang jalan dipasang pada titik lokasi strategis sebulan sebelum pelaksanaan acara (spanduk disediakan oleh sponsor berikut pajak reklame).

b. Umbul-umbul : Logo dan nama sponsor tercantum pada umbul-umbul berukuran bebas dan berjumlah minimal 10 (sepuluh) buah. Umbul-umbul dipasang sehari sebelum pelaksanaan acara disetiap jalan yang dilewati para pelari (umbul-umbul disediakan oleh sponsor berikut pajak reklame).

c. Pamflet/ selebaran : Logo dan nama sponsor tercantum pada pamflet berukuran setengah kertas folio yang berjumlah 1.500 lembar dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Pamflet/ selebaran akan disebar 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan.

d. Seragam panitia : Logo dan nama sponsor tercantum pada seragam panitia dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Seragam panitia dibuat oleh panitia. Seragam panitia dipakai semua panitia selama pelaksanaan.

3. Co Sponsor
Co sponsor adalah sponsor partisipan yang mana logo dan nama perusahaan akan terpasang sesuai kategori yang dipilih sponsor, diantaranya sebagai berikut :

Space iklan kategori A
Banner/ baligho : Logo dan nama sponsor tercantum pada banner/ baligho berukuran 600x400 cm. Space banner/ baligho ini kami tawarkan Rp. 750.000,00/ space banner/ baligho. Pembuatan diserahkan kepada sponsor dan diharuskan sudah diserahkan kepada panitia 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan acara. Denah titik lokasi pemasangan terlampir.

Space iklan kategori B
Spanduk bentang jalan: Logo dan nama sponsor tercantum pada spanduk berukuran 8x1 m dan diharuskan mencantumkan logo PEMDA dan STKIP PASUNDAN Cimahi. Space spanduk bentang jalan ini kami tawarkan Rp. 500.000,00. Spanduk bentang jalan dipasang pada titik lokasi strategis sebulan sebelum pelaksanaan acara. Titik lokasi pemasangan terlampir (spanduk disediakan oleh sponsor berikut pajak reklame).

Space iklan kategori C
Umbul-umbul : Logo dan nama sponsor tercantum pada umbul-umbul berukuran bebas. Space umbul-umbul ini kami tawarkan Rp. 150.000,00/ space umbulumbul (pajak reklame ditanggung oleh sponsor). Pembuatan diserahkan kepada sponsor dan diharuskan sudah diserahkan kepada panitia 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan acara. Denah titik lokasi pemasangan terlampir.




Titik lokasi pemasangan spanduk:

1. Jln. Jend. H. Amirmachmud
2. Jln. M.K. Wiganda Sasmita
3. Jln. Dra. Hj. Julaeha Karmita
4. Jln. Rd. Embang Artawijdaja
5. Jln. Rd. Demang Hardjakusumah
6. Jln Encep Kartawiria
7. Jln Mahar Martanegara
8. Jln KH. Usman Dhamiri

Pendidikan Rekreasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca. Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata itu? Sebagian ada yang berfikir membaca adalah kegiatan yang membosankan. Ada juga yang mengatakan bahwa membaca hanya menyita waktu, tenaga dan pikiran. Bahkan ada yang berasumsi bahwa membaca bukanlah kegiatan yang bermanfaat karena tidak menghasilkan materi.
Padahal, kalau kita mau berpikir kritis, kita akan menemukan begitu banyak manfaat dari kegiatan membaca. Dengan membaca suatu bacaan, seseorang dapat menerima informasi, memperdalam pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan. Pemahaman terhadap kehidupan pun akan semakin tajam karena membaca dapat membuka cakrawala untuk berpikir kritis dan sistematis. Hanya dengan melihat dan memahami isi yang tertulis di dalam buku pengetahuan maupun pelajaran, membaca bisa menjadi kegiatan sederhana yang membutuhkan modal sedikit, tapi menuai begitu banyak keuntungan.
Buku sebagai media tranformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, sehingga ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di berbagai belahan dunia. Semakin banyak membaca buku, semakin bertambah wawasan kita terhadap permasalahan di dunia. Karena itulah buku disebut sebagai jendela dunia.

B. Minat Baca Indikator Kualitas Bangsa
Salah satu indikator dalam menentukan kualitas pendidikan suatu negara adalah tinggi-rendahnya minat baca. Ukuran tersebut menentukan kemajuan di bidang pendidikan karena dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan tinggi-rendahnya kemampuan membaca. Dalam artian, sejauh mana seseorang dapat menangkap informasi yang tertera dalam bacaan, maupun secara kritis menyikapi berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsanya.
Rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca berpotensi menurunkan angka melek huruf. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya minat baca di Indonesia, yang secara langsung menentukan kualitas bangsa.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan elemen masyarakat. Kalangan pelajar merupakan salah satu elemen masyarakat yang memiliki peran yang strategis dalam menentukan kualitas pendidikan di Indonesia karena dari pelajarlah kita dapat mengukur standar tinggi-rendahnya minat baca di Indonesia.
Untuk menumbuhkan minat baca di kalangan para pelajar dibutuhkan suatu stimulus yang dapat merangsang motivasi mereka dalam menyerap ilmu pengetahuan. Motivasi itu timbul apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang. Perpustakaan sekolah merupakan sarana yang perlu mendapat perhatian khusus dalam rangka menumbuhkan reading society dan learning society di kalangan pelajar.


















BAB II
EKSISTENSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A. Perpustakaan Sebagai Tempat Rekreasi ilmiah
Eksistensi perpustakaan di sekolah, baik tingkat SD, SMP maupun SMA merupakan hal yang wajib ada dalam lingkungan pendidikan. Ibarat sebuah jantung, perpustakaan sekolah merupakan sarana yang dapat memompakan pemenuhan rasa ingin tahu para siswa. Alasannya, karena perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan, pusat kegiatan belajar bagi siswa, pusat informasi bagi warga sekolah dan tempat rekreasi dalam arti tempat mengisi waktu luang untuk penyegaran otak, rohani dan jasmani. Perpustakaan juga merupakan pusat integrasi dimana siswa, guru dan pustakawan dapat bekerjasama dalam memperluas ilmu pengetahuan baik individu maupun kelompok.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai gudang ilmu atau rekreasi ilmiah dapat terabaikan manakala perpustakaan tidak dikelola dengan baik. Suasana perpustakaan yang tidak menarik menyebabkan perpustakaan sekolah seakan rumah kosong tak berpenghuni. Para siswa enggan berkunjung ke perpustakaan karena fasilitasnya yang kurang memadai. Akibatnya, eksistensi perpustakaan sebagai denyut jantung sekolah seakan mati. Ungkapan perpustakaan sebagai gudang ilmu berubah menjadi gudang buku-buku.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan fasilitas di perpustakaan sekolah adalah salah satu faktor signifikan penyebab rendahnya minat baca di kalangan siswa. Terbatasnya jumlah buku dan suasana perpustakaan yang kurang mendukung menjadi pemicu rendahnya minat baca siswa. Baik di sekolah negeri maupun swasta, koleksi perpustakaannya hanya terbatas pada buku-buku paket kiriman pemerintah. Kalaupun ada koleksi lainnya, jumlah judul dan eksemplarnya sedikit, serta kondisi bukunya yang sudah rusak.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pengelolaan perpustakaan dan peningkatan minat baca perlu dilakukan secara beriringan. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat rekreasi ilmiah diperlukan untuk menciptakan suasana perpustakaan yang menyenangkan karena meningkatkan minat baca tidak bisa dengan hanya menyediakan buku. Harus ada faktor pendorong yang dapat menjadikan perpustakaan ibarat magnet. Menarik begitu banyak pengunjung, seperti halnya mal dan objek wisata. Untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi ilmiah diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1) Penataan Ruang
Kesan formal yang masih kuat pada gedung perpustakaan sekolah dapat mempengaruhi minat baca siswa. Kondisi gedung yang terkesan kaku dan tidak menyenangkan menyebabkan siswa tidak betah berada di perpustakaan sekolah. Luas lahan yang sempit, ventilasi yang kurang, serta aksesoris yang tidak menarik menyebabkan siswa malas mengunjungi perpustakaan sekolah.
Karena itulah, agar perpustakaan terpelihara dan tidak terlihat kumuh, pihak perpustakaan hendaknya menguasai seni mengelola perpustakaan. Bangunan perpustakaan didesain sedemikian rupa agar dapat menarik banyak pengunjung. Contohnya yaitu dengan mengecat dinding perpustakaan semenarik mungkin, atau memajang lukisan dan slogan-slogan yang dapat menumbuhkan minat baca siswa, misalnya, “buku adalah jendela dunia” atau “perpustakaan adalah gudang ilmu”.








Pihak sekolah juga hendaknya membangun perpustakaan di areal yang luas. Bila perlu, di dalam perpustakaan sekolah dibangun toilet agar siswa, pustakawan dan warga sekolah yang berkunjung leluasa melakukan kegiatannya di perpustakaan sekolah.
2) Kebersihan dan Kerapihan Perpustakaan
Perpustakaan sekolah yang bersih akan membuat siswa merasa nyaman melakukan kegiatan belajarnya. Menjaga kebersihan perpustakaan merupakan tugas semua warga sekolah. Orang yang cinta akan kebersihan adalah orang yang peduli akan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Menjaga kebersihan juga merupakan cermin kepribadiaan seseorang karena orang yang mengerti pentingnya memelihara kebersihan adalah orang yang terdidik. Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman?
Selain kebersihan yang terpelihara, kerapihan perpustakaan juga menjadi modal utama. Apabila katalogisasi atau klasifikasi buku di perpustakaan sekolah tidak ditata dengan rapi, siswa atau pengunjung lainnya akan bingung mencari buku. Karena itu, agar kerapihan dan ketertiban perpustakaan terjaga, pihak perpustakaan hendaknya mengklasifikasikan buku sesuai dengan jenisnya.
3) Kelengkapan Sarana
Apabila perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar siswa belum mampu menyediakan sarana yang memadai, maka dapat dipastikan perpustakaan tersebut akan miskin pengunjung. Suasana dan sarana perpustakaan yang kurang mendukung, seperti minimnya persediaan meja dan kursi untuk membaca, pencahayaan yang kurang baik, serta penataan buku yang tidak teratur menyebabkan siswa malas mengunjungi perpustakaan sekolah.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan gairah siswa dalam membaca, pihak sekolah harus proaktif dan progresif membenahi pengelolaan perpustakaan, mulai dari segi administrasi, kepengurusan, serta persediaan sarana yang lengkap, seperti meja, lampu, kipas angin atau AC (air conditionar), dan rak buku.




4) Penambahan Variasi Koleksi Pustaka
Pihak perpustakaan seyogyanya tidak hanya menyediakan koleksi non-grafis seperti ensiklopedia, kamus, novel, dan buku-buku pelajaran, tetapi juga menyediakan koleksi grafis seperti CD film dokumenter dan teknologi canggih seperti internet yang tidak lain adalah perpustakaan dunia di era globalisasi.




Khusus untuk koleksi pustaka non-grafis, pihak perpustakaan dapat menyediakan buku-buku pelajaran dalam bentuk komik yang mendidik karena tampaknya, anak-anak lebih tertarik membaca komik daripada buku pelajaran. Pemerintah dan penerbit sebetulnya dapat melirik hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca. Dengan format tulisan dalam gambar, anak akan lebih mudah memahami isi buku. Kinerja otak kanan dan kiri anak akan bekerja secara optimal. Otak kanan sebagai pengolah daya imajinasi dan otak kiri sebagai pusat logika akan bekerja secara seimbang.
5) Kegiatan Alternatif Insidentil
Untuk dapat meningkatkan minat baca siswa, pihak perpustakaan sekolah dapat mengadakan kegiatan-kegiatan alternatif insidentil. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar siswa tidak merasa jenuh berada di perpustakaan. Contohnya dengan mengadakan diskusi pada jam di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau diadakannya acara bedah buku. Pihak sekolah dapat menyediakan waktu khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut, misalnya, seminggu sekali setelah pulang sekolah atau pada waktu istirahat.
Sejauh yang kita cermati, banyak perpustakaan sekolah yang hanya buka selama 15 menit pada waktu istirahat, sehingga siswa yang berkunjung ke perpustakaan hanya sempat membuka-buka lembaran majalah. Akibatnya, intensitas membaca siswa terhadap buku-buku pelajaran, pengetahuan maupun fiksi berkurang. Dalam hal ini, pihak sekolah perlu menyediakan jam khusus untuk merealisasikan kegiatan tersebut, sehingga kegiatan di perpustakaan sekolah tidak terkesan monoton.
Selain menghilangkan rasa jenuh, kegiatan variatif tersebut juga dapat mengembangkan kemampuan psikomotor siswa. Kemampuan tersebut diasah melalui kegiatan bermain sambil belajar. Dalam hal ini, siswa dituntut aktif bersosialisasi dengan guru dan teman-temannya. Apabila kemampuan psikomotor telah terasah dengan baik maka kesadaran siswa untuk membaca akan tumbuh dengan sendirinya. Dalam kegiatan diskusi, misalnya, seorang siswa dituntut untuk mengungkapkan argumen atau menanggapi permasalahan yang terjadi di daerahnya. Tanpa membaca surat kabar atau buku-buku pengetahuan, siswa akan mengalami hambatan untuk mengungkapkan gagasan. Adalah langkah yang cerdas apabila pihak sekolah mau menyediakan waktu khusus untuk menyelenggarakan diskusi ilmiah sebagai bentuk kegiatan yang dapat merangsang siswa untuk membaca.
Selain itu, pihak sekolah dapat menginformasikan buku-buku baru dalam bentuk display. Buku-buku baru tersebut dipajang di kaca informasi yang diletakkan di luar perpustakaan agar dapat dilihat oleh siswa. Dengan demikian, siswa akan penasaran dan tergerak untuk membaca. Mengadakan lomba karya tulis, membaca cepat (quick reading) dan resensi buku dengan iming-iming hadiah yang menarik juga merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan minat baca.
Bagi siswa yang aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di perpustakaan baik membaca, meminjam buku, mengikuti kegiatan diskusi atau pun bedah buku, pihak perpustakaan sekolah dapat memberikan penghargaan setiap tahunnya. Penghargaan tersebut bertujuan agar siswa terdorong untuk mengunjungi perpustakaan secara kontinu (berkesinambungan).
6) Peran Guru
Untuk dapat menunjang proses belajar-mengajar melalui perpustakaan, peran guru bidang studi sangat dibutuhkan. Guru perlu memberikan tugas yang intinya siswa harus mencari informasi atau referensi dari buku-buku yang terdapat di perpustakaan. Contohnya yaitu dengan mengadakan penilaian bedah buku antar kelompok di kelas, atau menugaskan membuat makalah. Melalui cara ini, siswa akan termotivasi untuk membaca buku.

B. Kendala dan Tawaran Solusi
Kurangnya dana merupakan faktor signifikan yang menyebabkan minimnya sarana dan prasarana di perpustakaan sekolah. Koleksi pustaka berupa buku-buku baru yang bervariasi tidak bisa didapatkan tanpa adanya dana. Karena itulah, untuk mewujudkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, diperlukan kerjasama yang sinergis antara pemerintah, pihak sekolah dan masyarakat.
1) Pemerintah
Peningkatan minat baca di sekolah sebenarnya sudah cukup lama digarap oleh pemerintah melalui Proyek Inpres, yaitu dengan menyediakan bahan bacaan yang banyak dan bervariasi di perpustakaan sekolah. Namun karena krisis moneter yang berkepanjangan, proyek tersebut tidak segencar dulu lagi, sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi untuk menerbitkan buku-buku paket pelajaran. Hal ini menjadi langkah mundur bagi dunia perbukuan, karena para penulis yang berlatar belakang tenaga kependidikan berkurang akibat menyempitnya lahan yang ada.
Ketidakpedulian akan sarana dan prasarana perpustakaan dalam suatu lembaga pendidikan dapat memberikan dampak negatif terhadap minat baca siswa. Karena itulah, untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, pemerintah perlu segera merealisasikan dana dari RAPBD untuk bidang pendidikan sebesar 20%. Karena tanpa adanya dana yang cukup, eksistensi perpustakaan sekolah akan terabaikan.

2) Pihak Sekolah
Jika dana telah dialokasikan secara optimal, pihak sekolah bertanggungjawab untuk membangun infrastruktur perpustakaan. Pemberdayaan dan pendayagunaan infrasruktur perpustakaan adalah syarat mutlak untuk mengembalikan eksistensi dan fungsi perpustakan itu sendiri. Dalam hal ini, harus ada kerjasama antara pihak sekolah dan pihak luar, terutama orang tua untuk membuat perpustakaan sekolah sesuai dengan standar yang ada.
3) LSM dan Kalangan Masyarakat Yang Peduli Pendidikan
Selain pemerintah dan pihak sekolah, pemberdayaan perpustakaan juga perlu melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kalangan masyarakat yang peduli pendidikan. LSM dan kalangan masyarakat perlu menggiatkan gerakan hibah buku yang hasilnya didistribusikan ke sekolah-sekolah yang koleksi perpustakaannya memprihatinkan.
Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, hendaknya pemerintah mulai membenahi perpustakaan setahap demi setahap. Pemerintah dapat memulainya dari tingkat bawah, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Dengan demikian, pengelolaan perpustakaan sebagai tempat rekreasi ilmiah dapat dilakukan secara optimal. Nah, kapan Indonesia akan mencapai tahap ini?












BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minat baca merupakan indikator kualitas bangsa, karena dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan tinggi-rendahnya kualitas pendidikan di suatu negara.
2. Eksistensi perpustakaan sekolah merupakan hal yang wajib ada dalam lingkungan pendidikan. Ibarat sebuah jantung, perpustakaan sekolah merupakan sarana yang dapat memompakan pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
3. Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pusat kegiatan belajar bagi siswa, pusat informasi bagi warga sekolah dan tempat rekreasi.
4. Untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat rekreasi ilmiah diperlukan hal-hal sebagai berikut :
pertama, penataan ruang yang baik.
Kedua, kebersihan dan kerapihan perpustakaan sekolah yang terjaga. Ketiga, sarana dan prasarana yang lengkap.
Keempat, penambahan variasi koleksi pustaka.
Kelima, kegiatan alternatif insidentil.
Keenam, peran guru.
5. Kurangnya dana merupakan faktor signifikan yang menyebabkan minimnya sarana dan prasarana di perpustakaan sekolah.
6. Untuk mewujudkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, dibutuhkan kerjasama yang sinergis antara pemerintah, pihak sekolah dan LSM atau kalangan masyarakat yang peduli pendidikan.









DAFTAR PUSTAKA

1. Perpustakaan merupakan tempat rekreasi ilmiah di sekolah, http://bengkelbudaya.wordpress.com/2009/12/07/
2. Perpustakaan dan Lingkungan, http://www.pendidikan.net/perpustakaan.html
3. Fungsi Perpustakaan,
http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-lepas/menggali-potensi-guru-dalam-pemberdayaan-perpustakaan-sekolah-guna-keberhasilan-proses-belajar-mengajar.html
4. Peran Guru Dalam Pemberdayaan Perpustakaan, http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-lepas/menggali-potensi-guru-dalam-pemberdayaan-perpustakaan-sekolah-guna-keberhasilan-proses-belajar-mengajar.html
5. Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Pengolahan Bahan Perpustakaan, http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/ati.html
6. Gambar-gambar, diambil dari koleksi foto SMA Almubarak Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Motivasi dari tokoh-tokoh terkenal

Motivasi Dari Tokoh-Tokoh Terkenal Di Dunia
Swarmi Sivanada




Jika Anda selalu berpikir tentang Kegagalan, maka Anda akan mendapatkannya. Milikilah Pikiran positif dan kuasailah Pikiran Anda dengan Rasa Percaya Diri dan Keyakinan. Inilah cara untuk mempertegas tindakan, Cara untuk memperkaya prestasi dan Cara menghidupkan pengalaman.

Johann Wolfgang Von Goethe


Orang Harus berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan tetapi tidak ditemukan pejuang tanpa kesalahan dan kegagalan.

Anthony Robbins


Kesuksesan merupakan hasil dari keputusan matang, dan kematangan itu biasanya dihasilkan dari pengalaman yang terkadang penuh kegagalan.

George B. Shaw


Ketika Anda melakukan sesuatu dan gagal, maka kegagalan itu bukan saja akan membuahkan kesuksesan tetapi yang pasti kegagalan itu lebih berguna ketimbang anda tidak melakukan apapun.

Brian Tracy


Anda bisa belajar bagaimana merealisasikan kesuksesan dari kegagalan, sebab hampir tidak ditemukan kesuksesan tanpa kegagalan.

Elbert Hubbard


Kesalahan terbesar yang bisa dibuat oleh manusia didalam kehidupannya adalah terus menerus mempunyai rasa TAKUT bahwa mereka akan membuat kesalahan.

Hugh Downs


Orang yang bahagia bukanlah orang pada lingkungan tertentu, melainkan orang dengan sikap-sikap tertentu.

Alexander Pope


Semua orang tidak perlu menjadi malu karena berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.

Andrew Jackson


Musuh paling utama didunia adalah KETAKUTAN dan KEBIMBANGAN, Teman yang paling setia hanyalah KEBERANIAN dan KEYAKINAN yang Teguh


Benjamin Franklin



Semua yang dimulai dengan rasa marah akan berakhir dengan rasa malu.

Winston Churchil


Kesuksesan adalah kemampuan anda mengatasi kegagalan tanpa kehilangan semangat untuk mencapai kesuksesan.

James F. Byrnes


Penuhi pikiran anda dengan keinginan untuk meraih peluang masa depan dan jangan biarkan pikiran anda dirasuki virus ketakutan terhadap masa depan dengan cara menghindari kegagalan.

Earl Nightingale


Anda Tidak butuh sesuatu yang baru untuk sukses, kecuali membutuhkan cara baru yang lebih baik dalam menggunakan apa yang sudah anda miliki.

Read more: http://unic77.blogspot.com/2010/03/kata-kata-motivasi-dari-tokoh-tokoh.html#ixzz0maSH7W1V